Minggu, 11 September 2011

PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

PENDAHULUAN
Ketika tahun 80-an atau sebelum munculnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) seorang guru mengajar dengan menggunakan pendekatan satu arah (one way), di mana guru hanya menggunakan satu metode, yaitu metode ceramah. Di dalam pendekatan satu arah ini, seorang guru berusaha mentransfer ilmu atau pengetahuan kepada peserta didik. Guru berpikir, bagaimana supaya seluruh materi selesai di ajarkan. Sedikit sekali guru yang berpikir, apakah peserta didik yang diajar mengerti dengan baik atau belum, bahkan hampir tidak pernah seorang guru berpikir, apakah ilmu yang diajarkan dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didiknya atau tidak.
Kenyataan di atas berbeda dengan era masa kini, dimana pendidikan mengalami perubahan paradigma berpikir dari pembelajaran berpusat pada guru (teacher center learning) menjadi pembelajaran berbasis pada peserta didik (student center learning). Perubahan tersebut seiring dengan perkembangan kurikulum di Indonesia dari transfer of knowledge menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di dalam KBK mengandung pemahaman bahwa peserta didik bukan hanya mengerti dan memahami ilmu yang telah dipelajari, tetapi juga dapat merealisasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Realisasi KBK tersebut mengarah kepada yang namanya kecakapan hidup atau LIFE SKILL.
Seiring dengan perkembangan KBK, kurikulum pada sekolah umum mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Umum (SMU) di susun berdasarkan tingkat satuan pendidikan, di mana kurikulum yang di design haruslah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik per satuan program pendidikan. Pembelajaran di kelas 7 (tujuh) berbeda dengan pembelajaran di kelas 8 (delapan). Perbedaan tersebut dapat ditinjau dari materi yang diajarkan, strategi mengajar guru, penggunaan sumber dan media pembelajaran, dan sebagainya.
Dunia pendidikan di Indonesia beekembangan dengan pesatnya seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Pendidikan masa kini telah merambah ke pendidikan berbasis “cyber” atau dunia maya. Unsur terpenting dalam pendidikan masa kini adalah bagaimana pesan yang berisi LIFE SKILL tersebut mendarat dengan baik di benak peserat didik, sehingga peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran seperti inilah yang dikenal dengan nama Pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT).

KURIKULUM
Menurut Hollis L. Caswell dan Campbell (1935) kurikulum adalah all of the experiences children have under the guidance of teacher (Sanjaya, 2008:6). Sedangkan Romine (1945) mengungkapkan bahwa curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences wich pupils have under direction of the school, wether in the classroom or not (Sanjaya 2008:6).
Berdasarkan dua pandangan di atas mengenai kurikulum, dapat diartikan bahwa kurikulum dapat berupa serangkaian dokumen untuk proses belajar mengajar dan serangkaian aktivitas peserta didik yang memberikan pengalaman kepada peserta didik baik yang terjadi di dalam atau di luar kelas. Dari pengertian yang pertama, bahwa kurikulum merupakan serangkaian dokumen atau portofolio, seperti bahan ajar, silabus, dan rencana pengajaran perlu perencanaan yang matang dari guru, sehingga peserta didik dapat mencerna dan mengalami kurikulum tersebut. Apabila kita pahami dari pengertian yang kedua, bahwa kurikulum adalah serangkaian aktivitas peserta didik yang memberikan pengalaman kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas sangat memerlukan bimbingan dari para guru bagi peserta didik.
Dengan demikian kita dengan bebas dapat menerjemahkan kurikulum menurut pandangan kita sendiri (karena tidak ada aturan baku), bahwa kurikulum adalah serangkaian kegiatan belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas yang membutuhkan bimbingan dari seorang guru agar siswa dapat mengalami pembelajaran tersebut dan dapat menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari dengan berpedoman pada serangkaian dokumen yang telah disusun oleh guru sebelum Proses Belajar Mengajar (PBM) di mulai.
Kurikulum yang telah di susun oleh guru perlu di daratkan dengan baik dalam kehidupan peserta didik. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mendaratkan kurikulum tersebut dengan baik dalam kehidupan peserta didik? Sebelum kita bahas pertanyaan tersebut, kita melihat terlebih dahulu apa itu ICT?


Information and Communication Technology (ICT)

Di dalam Proses Belajar Mengajar, seorang guru meruapakan pembawa pesan (informasi) kepada peserta didik. Di mana pesan yang disampaikan adalah materi yang akan di ajarkan pada hari dan jam tersebut. Di dalam menyampaikan pesan, seorang guru perlu menggunakan kendaraan komunikasi. Mengapa? Karena komunikasi merupakan hal yang penting di dalam Proses Belajar Mengajar di kelas maupun di luar kelas.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal.
Dalam komunikasi media merupakan salah satu unsur/bagian dari keempat unsur komunikasi. Unsur komunikasi terdiri dari: Sumber informasi, Informasi, Penerima informasi, Media. Jika salah satu dari keempat unsur komunikasi tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.
Adi W. Gunawan mengungkapkan tiga elemen penting dalam berkomunikasi, yaitu: pertama, Konten merupakan materi atau apa yang Anda sampaikan kepada peserta didik. Di dalam konten ini seorang guru perlu menguasai materi sebagai pesan yang akan di sampaikan kepada peserta didik. Pengasaan materi sangat diperlukan, karena hal tersebut akan menunjukkan kemampuan seorang guru untuk membangun hubungan dengan murid, membangkitkan motivasi, membangkitkan nilai tambah, membangkitkan rasa ingin tahu, dan membuat murid bertanya. Kedua, Penyampaian atau bagaimana guru menyampaikan informasi atau materi pelajaran tersebut kepada peserta didik. Tubuh kita juga merupakan media dalam berkomunikasi, seperti postur, mimik wajah, kontak mata, ekspresi wajah, kualitas suara pada saat mengajar. Ketiga, saat itu, seperti suasana hati (mood) dari guru dan peserta dalam PBM, aturan-aturan sekolah/kelas, pengalaman peserta didik, dan pembelajaran terdahulu yang telah dialami oleh peserta didik.

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PBM

Salah satu indikator majunya suatu bangsa adalah tingkat penguasaan teknologi di segala bidang oleh bangsa tersebut termasuk penguasaan terhadap media pembelajaran yang disebut dengan istilah alat peraga. Keberadaan alat peraga sebagai sumber belajar siswa sudah seharusnya diupayakan oleh guru. Guru harus bisa memilih dan menentukan alat-alat peraga apa yang bisa digunakan untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran (Yuyun, 2002).
Media pendidikan cetak maupun elektronik merupakan media yang tidak kalah menariknya dengan media pendidikan berbasis cyber. Karena media cetak maupun elektronik dapat juga membantu proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan mudah digunakan oleh para pendidik serta mudah didapatkan, seperti buku cetak, koran, majalah sampai LCD. Sedangkan media cyber merupakan media yang lebih mahal dibandingkan dengan media cetak dan elektronik meskipun lebih menarik, karena media cyber membutuhkan jaringan internet atau satelit, sebagai contoh pembelajaran via video conference, pembelajaran via website.
Sudah bukan jamannya lagi Proses Pendidikan terutama dikota-kota besar hanya mengandalkan metode Klasikal atau Ceramah yang dapat menjadi kejenuhan baik bagi siswa maupun guru itu sendiri.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Dari pelatihan ke penampilan
2. Dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja
3. Dari kertas ke “on line” atau saluran
4. Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
5. Dari waktu siklus ke waktu nyata

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan (menurut brainybetty) yaitu ;
1. siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru
2. harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru
3. guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik

Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi inilah guru dapat mendaratkan setiap materi pelajaran yang dikemas dalam informasi kepada peserta didik dengan baik, sehingga peserta didik memperoleh LIFE SKILL dalam hidupnya.

Kepustakaan

Gunawan, Ronny. 2008. Materi Kuliah Information and Communication Technology (ICT).

Miarso, Yusufhadi. 2004 Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Nurlaela, Yuyun. Majalah Pendidikan GERBANG edisi 1 Th. II Juli 2002

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

QUIS:
ICT bukan hanya terdiri dari teknologi secara modern, melainkan juga membahas mengenai bagaimana seorang guru dapat mengaplikasikan ilmu pedagogik dalam proses belajar mengajar. Jelaskan pandangan ANDA tentang hal tersebut! Berikan 1 buah contoh!