Minggu, 11 September 2011

PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

PENDAHULUAN
Ketika tahun 80-an atau sebelum munculnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) seorang guru mengajar dengan menggunakan pendekatan satu arah (one way), di mana guru hanya menggunakan satu metode, yaitu metode ceramah. Di dalam pendekatan satu arah ini, seorang guru berusaha mentransfer ilmu atau pengetahuan kepada peserta didik. Guru berpikir, bagaimana supaya seluruh materi selesai di ajarkan. Sedikit sekali guru yang berpikir, apakah peserta didik yang diajar mengerti dengan baik atau belum, bahkan hampir tidak pernah seorang guru berpikir, apakah ilmu yang diajarkan dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didiknya atau tidak.
Kenyataan di atas berbeda dengan era masa kini, dimana pendidikan mengalami perubahan paradigma berpikir dari pembelajaran berpusat pada guru (teacher center learning) menjadi pembelajaran berbasis pada peserta didik (student center learning). Perubahan tersebut seiring dengan perkembangan kurikulum di Indonesia dari transfer of knowledge menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di dalam KBK mengandung pemahaman bahwa peserta didik bukan hanya mengerti dan memahami ilmu yang telah dipelajari, tetapi juga dapat merealisasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Realisasi KBK tersebut mengarah kepada yang namanya kecakapan hidup atau LIFE SKILL.
Seiring dengan perkembangan KBK, kurikulum pada sekolah umum mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Umum (SMU) di susun berdasarkan tingkat satuan pendidikan, di mana kurikulum yang di design haruslah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik per satuan program pendidikan. Pembelajaran di kelas 7 (tujuh) berbeda dengan pembelajaran di kelas 8 (delapan). Perbedaan tersebut dapat ditinjau dari materi yang diajarkan, strategi mengajar guru, penggunaan sumber dan media pembelajaran, dan sebagainya.
Dunia pendidikan di Indonesia beekembangan dengan pesatnya seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Pendidikan masa kini telah merambah ke pendidikan berbasis “cyber” atau dunia maya. Unsur terpenting dalam pendidikan masa kini adalah bagaimana pesan yang berisi LIFE SKILL tersebut mendarat dengan baik di benak peserat didik, sehingga peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran seperti inilah yang dikenal dengan nama Pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT).

KURIKULUM
Menurut Hollis L. Caswell dan Campbell (1935) kurikulum adalah all of the experiences children have under the guidance of teacher (Sanjaya, 2008:6). Sedangkan Romine (1945) mengungkapkan bahwa curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences wich pupils have under direction of the school, wether in the classroom or not (Sanjaya 2008:6).
Berdasarkan dua pandangan di atas mengenai kurikulum, dapat diartikan bahwa kurikulum dapat berupa serangkaian dokumen untuk proses belajar mengajar dan serangkaian aktivitas peserta didik yang memberikan pengalaman kepada peserta didik baik yang terjadi di dalam atau di luar kelas. Dari pengertian yang pertama, bahwa kurikulum merupakan serangkaian dokumen atau portofolio, seperti bahan ajar, silabus, dan rencana pengajaran perlu perencanaan yang matang dari guru, sehingga peserta didik dapat mencerna dan mengalami kurikulum tersebut. Apabila kita pahami dari pengertian yang kedua, bahwa kurikulum adalah serangkaian aktivitas peserta didik yang memberikan pengalaman kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas sangat memerlukan bimbingan dari para guru bagi peserta didik.
Dengan demikian kita dengan bebas dapat menerjemahkan kurikulum menurut pandangan kita sendiri (karena tidak ada aturan baku), bahwa kurikulum adalah serangkaian kegiatan belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas yang membutuhkan bimbingan dari seorang guru agar siswa dapat mengalami pembelajaran tersebut dan dapat menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari dengan berpedoman pada serangkaian dokumen yang telah disusun oleh guru sebelum Proses Belajar Mengajar (PBM) di mulai.
Kurikulum yang telah di susun oleh guru perlu di daratkan dengan baik dalam kehidupan peserta didik. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mendaratkan kurikulum tersebut dengan baik dalam kehidupan peserta didik? Sebelum kita bahas pertanyaan tersebut, kita melihat terlebih dahulu apa itu ICT?


Information and Communication Technology (ICT)

Di dalam Proses Belajar Mengajar, seorang guru meruapakan pembawa pesan (informasi) kepada peserta didik. Di mana pesan yang disampaikan adalah materi yang akan di ajarkan pada hari dan jam tersebut. Di dalam menyampaikan pesan, seorang guru perlu menggunakan kendaraan komunikasi. Mengapa? Karena komunikasi merupakan hal yang penting di dalam Proses Belajar Mengajar di kelas maupun di luar kelas.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal.
Dalam komunikasi media merupakan salah satu unsur/bagian dari keempat unsur komunikasi. Unsur komunikasi terdiri dari: Sumber informasi, Informasi, Penerima informasi, Media. Jika salah satu dari keempat unsur komunikasi tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.
Adi W. Gunawan mengungkapkan tiga elemen penting dalam berkomunikasi, yaitu: pertama, Konten merupakan materi atau apa yang Anda sampaikan kepada peserta didik. Di dalam konten ini seorang guru perlu menguasai materi sebagai pesan yang akan di sampaikan kepada peserta didik. Pengasaan materi sangat diperlukan, karena hal tersebut akan menunjukkan kemampuan seorang guru untuk membangun hubungan dengan murid, membangkitkan motivasi, membangkitkan nilai tambah, membangkitkan rasa ingin tahu, dan membuat murid bertanya. Kedua, Penyampaian atau bagaimana guru menyampaikan informasi atau materi pelajaran tersebut kepada peserta didik. Tubuh kita juga merupakan media dalam berkomunikasi, seperti postur, mimik wajah, kontak mata, ekspresi wajah, kualitas suara pada saat mengajar. Ketiga, saat itu, seperti suasana hati (mood) dari guru dan peserta dalam PBM, aturan-aturan sekolah/kelas, pengalaman peserta didik, dan pembelajaran terdahulu yang telah dialami oleh peserta didik.

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PBM

Salah satu indikator majunya suatu bangsa adalah tingkat penguasaan teknologi di segala bidang oleh bangsa tersebut termasuk penguasaan terhadap media pembelajaran yang disebut dengan istilah alat peraga. Keberadaan alat peraga sebagai sumber belajar siswa sudah seharusnya diupayakan oleh guru. Guru harus bisa memilih dan menentukan alat-alat peraga apa yang bisa digunakan untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran (Yuyun, 2002).
Media pendidikan cetak maupun elektronik merupakan media yang tidak kalah menariknya dengan media pendidikan berbasis cyber. Karena media cetak maupun elektronik dapat juga membantu proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan mudah digunakan oleh para pendidik serta mudah didapatkan, seperti buku cetak, koran, majalah sampai LCD. Sedangkan media cyber merupakan media yang lebih mahal dibandingkan dengan media cetak dan elektronik meskipun lebih menarik, karena media cyber membutuhkan jaringan internet atau satelit, sebagai contoh pembelajaran via video conference, pembelajaran via website.
Sudah bukan jamannya lagi Proses Pendidikan terutama dikota-kota besar hanya mengandalkan metode Klasikal atau Ceramah yang dapat menjadi kejenuhan baik bagi siswa maupun guru itu sendiri.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Dari pelatihan ke penampilan
2. Dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja
3. Dari kertas ke “on line” atau saluran
4. Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
5. Dari waktu siklus ke waktu nyata

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan (menurut brainybetty) yaitu ;
1. siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru
2. harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru
3. guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik

Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi inilah guru dapat mendaratkan setiap materi pelajaran yang dikemas dalam informasi kepada peserta didik dengan baik, sehingga peserta didik memperoleh LIFE SKILL dalam hidupnya.

Kepustakaan

Gunawan, Ronny. 2008. Materi Kuliah Information and Communication Technology (ICT).

Miarso, Yusufhadi. 2004 Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Nurlaela, Yuyun. Majalah Pendidikan GERBANG edisi 1 Th. II Juli 2002

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

QUIS:
ICT bukan hanya terdiri dari teknologi secara modern, melainkan juga membahas mengenai bagaimana seorang guru dapat mengaplikasikan ilmu pedagogik dalam proses belajar mengajar. Jelaskan pandangan ANDA tentang hal tersebut! Berikan 1 buah contoh!

20 komentar:

  1. Dari hal positifnya saya Sangat setuju, Karena dalam proses pembelajaran seorang guru yang mengajar dengan menggunakan sistem ICT, siswa dapat lebih memahami tentang dunia Ilmu yang lebih luas serta mudah dipahami oleh siswa.
    Hal Negatifnya siswa dapat menjadi terfokus kepada sistem ICT saja dan bahkan nantinya bisa menjadi arena bermain bagi siswa sehingga siswa dapat mengabaikan pelajaran yang lain serta siswa menjadi kurang berminat untuk belajar mata pelajaran yang lain karena siswa menjadi asyik dalam dunia maya atau Internetnya sehingga siswa mengalami kekurangan didikan karakter dari guru yang bersangkutan.
    Contoh.
    Bila kita lihat Zaman sekarang, hampir semua siswa SMP punya Face book atau paham IT, artinya bahwa siswa sudah memahami tentang Penggunaan Teknologi Informasi, tetapi bila kita lihat juga sekarang, banyak siswa semakin malas belajar baik dirumah maupun disekolah, itu disebabkan karena siswa memilih bergantung dari dunia ICT dari pada Penjelasan Guru. Terimakasih dari TIMBUL DAVIT SITORUS, Angk.18

    BalasHapus
  2. Selamat sore pak Ronny, saya YULIE SUZANNA (Angkatan 18). Terima kasih sebelumnya untuk quiz yang bapak berikan lewat blog bapak. Saya akan mencoba menjawab sebaik-baiknya lewat mata kuliah yang saya telah pelajari.
    Pandangan saya seorang guru bukan hanya harus bisa menguasai ICT tetapi seorang guru juga harus dapat menguasai atau mengaplikasikan ilmu pedagogik didalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Karena menurut saya kedua hal diatas harus seimbang berjalannya didalam PBM.
    Maka apabila halter sebut sudah berjalan dengan seimbang maka akan terbentuk LIFE SKILL.
    Jadi, seorang guru bukan hanya pandai dalam menguasai ICT tetapi juga harus dapat menguasai ilmu pedagogik. Karena kalau seorang guru hanya dapat menguasai ICT tetapi ilmu pedagogik TIDAK BISA menguasai maka siswa pun tidak akan mendapat manfaatnya. Begitu juga sebaliknya, apabila seorang guru menguasai ilmu pedagogik tetapi tidak menguasai ICT maka ilmu tersebut pun tidak akan tersampaikan dengan baik.
    Dari hal diatas ICT dan ilmu pedagogik harus saling melengkapi agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik, maka LIFE SKILL pun akan terbentuk.

    Contoh:
    Seorang guru ingin memberikan tugas melalui blog-nya, maka siswanya dapat mengakses blog guru tersebut sewaktu dirumah ataupun diperjalanan siswa tersebut dapat melakukannya sehingga dapat langsung mengerjakannya. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa tugas tersebut dapat diterima dan direspon dengan cepat oleh siswa. Seorang guru juga harus dapat memberikan materi yang berbobot dan relevan yang membuat seorang siswa mendapat pengajaran yang baik.

    Demikian tanggapan dari saya pak, semoga berkenan.Terima kasih.Tuhan Yesus Memberkati.


    YULIE SUZANNA
    -Angkatan 18-

    BalasHapus
  3. ICT bukan hanya terdiri dari teknologi secara modern, melainkan juga membahas mengenai bagaimana seorang guru dapat mengaplikasikan ilmu pedagogik dalam proses belajar mengajar, menurut pandangan saya hal tersebut sangat benar karena seperti kita ketahui, teknologi mempunyai banyak keuntungan dalam kehidupan manusia,terutama dalam proses belajar mengajar, baik dari TK sampai bangku perkuliahan. Para siswa akan lebih mudah memahami mata pelajaran karena mereka akan lebih tertarik untuk belajar. Guru dapat meggunakan gambar,game yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu. Mata pelajaran yang sulit atau "dibenci" oleh siswa akan dapat diterima dan mudah untuk dipahami. Akan tetapi seorang pengajar juga harus menerapkan ilmu pedagogik. Hal ini akan membuat semuanya seimbang dan semurna. Jika seorang guru atau pengajar tdak dapat menerapkan sistem pedagogik dengan benar, proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.
    Contoh:
    Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris untuk SMP kelas VII, Simple Past Tense. Media yang digunakan laptop,LCD dan sound system yang memadai.
    Disini guru harus mempunyai rencana pembelajaran yang baik dan dapat menggunakan media yang tersedia dengan baik dan benar.
    Pembukaan: Guru dapat memberikan pengertian Simple Past Tense dengan singkat lalu memutar sebuah video klip lagu dengan liriknya menggunakan LCD.
    Mendengar: Kemudian murid memperhatikan dan mendengarkan lagu tersebut.
    Membaca: Murid mulai membaca secara berulang lirik lagu tersebut.
    Berbicara: Murid mengucapkan satu atau dua kalimat dari lirik lagu tersebut dengan jelas dan benar.
    Menulis: Murid diberikan tugas untuk mengidentifikasi kalimat mana yang mengandung Simple Past Tense.
    Tugas: Murid diberikan tugas untuk mencari kalimat Simple Past Tense yang terdapat pada lirik lagu yang mereka cari dan mencantumkan judul lagunya. Mereka dapat mengumpulkan tugas melalui email.
    Dalam contoh diatas, guru diharuskan memahami ilmu pedagogik. Mengapa?Karena proses belajar mengajar tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika guru tersebut tidak menguasai IT. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah guru selalu memberikan evaluasi akhir untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan anak untuk Simple Past Tense ini.

    Sekian dan Terima kasih.
    Salam Sejahtera.

    BalasHapus
  4. Menurut pandangan saya,

    Belajar tidak hanya dari teks book, namun bisa melalui berbagai cara seperti: berinteraksi langsung dengan alat sumber belajar. Dan saya termasuk orang yang tidak terlalu menyukai belajar dengan teks book, namun bukan berarti saya lemah dalam pengetahuan. Dengan berinteraksi langsung, siswa dapat memiliki pengalaman dan itu memampukan mereka memiliki skill. Kemampuan komunikasi merupakan kemampuan yang harus di kembangkan sejak dini. ICT menyajikan informasi yang memampukan seorang guru untuk mengajar dengan melihat teknologi yang semakin hebat dari jaman ke jaman.

    Di satu sisi, teknologi merupakan aspek yang sangat penting karena teknologi semakin lama semakin berkembang dan maju. Bagi negara yang belum menguasai kemajuan teknologi akan semakin terbelakang dan tertinggal. Pada jaman sekarang ini, banyak anak muda yang cenderung lebih mendekati teknologi, bagi mereka dunia teknologi menyenangkan dan lebih menantang karena merekapun di kerahkan untuk berfikir dan bertindak mengusahakan bagaimana cara menguasai teknologi tersebut.
    Namun di sisi lain, teknologi membuat anak kurang sosialisasi di luar, dalam dunia nyata.

    Dalam hal ini, sebagai seorang guru, kitapun harus mampu mensiasati bagaimana cara membuat siswa tertarik pada semua mata pelajaran. Guru sebagai fasilitator bisa mensiasati teknologi untuk menjembatani tiap-tiap mata pelajaran.

    Salah satu contohnya dalam bidang bahasa inggris: Guru dapat memulai pelajaran dengan digital story telling. Digital story telling adalah menyampaikan cerita melalui video. Dengan mengawali pelajaran dengan sesuatu hal yang menarik dapat memudahkan siswa mampu lebih antusias lagi dalam belajar.

    contoh lain, seperti yang kita tahu pendidikan komputer sudah di perkenalkan sejak usia dini. Siswa TK sudah berhubungan langsung dengan teknologi yaitu komputer. Melalui komputer, siswa di perkenalkan tentang warna, bentuk, angka, dll. ini dapat membuat mereka tertarik dan lebih menyenangi setiap mata pelajaran.

    Satu hal yang penting, guru juga harus bisa membatasi teknologi mana yang dapat di pergunakan dalam proses belajar - mengajar.

    Saya berharap kitapun sebagai guru juga terus belajar untuk mengajarkan yang terbaik kepada siswa-siswa kita sehingga kitapun dapat memajukan bangsa kita.

    Tuhan Yesus Memberkati kita semua.

    -LUSIA DIAN NOVITA-
    (aishiter_u@yahoo.co.id & dee1.light4@gmail.com)
    (Angkatan 18)

    BalasHapus
  5. Maaf Pak komentar Anonim (12 September 2011 06:33) diatas namanya ketinggalan:
    Yohannes Rosefhel Susilo Putra (Angktn 18)
    Terima kasih...

    BalasHapus
  6. MENURUT PANDANGAN SAYA..........
    Memberdayakan teknologi komunikasi dan informasi di sekolah dengan mengemas bahan pelajaran dalam bentuk media ICT dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Penggunaan ICT sebagai media belajar dianggap perlu dilakukan melihat dari berbagai aspek. Materi pembelajaran akan menjadi mudah terpahami karena adanya visualisasi, simulasi, interaktif, dan multimedia dibanding dengan buku teks.

    ICT memudahkan SISWA untuk memilih, mensintesa dan mengelaborasi serta mengakomodasi gaya belajar yang beragam, meningkatkan retensi atau daya ingat, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga. Secara relevan ICT dapat menimbulkan gairah belajar dan memungkinkan SISWA dapat belajar secara mandiri, sesuai bakat, kemampuan visual, auditori, dan kinestiknya, sehingga penyampaian pesan pembelajaran menjadi lebih terstandar, menarik, dan interaktif dalam menerapkan teori belajar.

    CONTOH.............................
    Pembelajaran berbasis ICT dilakukan dalam berbagai macam bentuk desain salah satunya dalam bentuk powerpoint, flash dan program aplikasi lainnya. Pemanfaatan media ICT dapat mengemas materi ajar secara menarik, singkat, padat dan efektif. Dengan demikian pemahaman SISWA dapat di ukur dalam tingkat penyerapan materi atau kreativitas dalam menciptakan media.

    KESIMPULAN............
    Penguasaan materi keilmuan dan kemampuan penggunaan ICT merupakan komponen dalam kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji pembelajaran berbasis ICT sebagai upaya membentuk kompetensi pedagogik dan profesional.

    B.NOVERITSON ARITRA
    (Noveritson_rgg@yahoo.com)

    BalasHapus
  7. B.NOVERITSON ARITRA
    (Noveritson_rgg@yahoo.com)
    ___ankatatan 18 UKI_AKTA4____

    BalasHapus
  8. MENURUT PANDANGAN SAYA..........

    Pembelajaran berbasis ICT bagi Kegiatan Belajar Mengajar adalah sebagai alat pemicu atau penyeimbang gaya belajar individu yang bermacam-macam karena berbedanya tingkat dan ragam kecerdasan manusia. Dalam konteks inilah, maka setiap peserta didik harus mampu mengembangkan kemampuannya dalam mengikuti perkembangan teknologi, bahan ajar dan pendekatan pembelajarannya dengan tetap berada dalam koridor system pendidikan yang ditetapkan pengajar. Disinilah Pembelajaran berbasis ICT yang dibangun dengan menggunakan arsitektur informasi dan aplikasi modular dapat menemukan konteksnya yang signifikan.

    CONTOH:

    Pengajar merancang serta meng-implementasi aplikasi sistem Pembelajaran berbasis ICT yang berbasis Visual atau pun grafis sehingga mampu merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih giat. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat seperti Visual Basic, Macromedia Flash, dan masih banyak lagi program-program yang dapat diimplementasikan oleh seorang pengajar.

    (Riza Pahlevi, Angkatan 18)

    BalasHapus
  9. MENURUT PANDANGAN SAYA:

    Dengan adanya teknologi informasi seperti ICT akan sangat membantu guru dalam proses belajar mengajar. ICT dapat memberikan cara pembelajaran yang lebih menarik sehingga peserta didik lebih antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Melalui ICT siswa diajak untuk lebih kreatif dan bertambah luas wawasannya tentang dunia luar yang erat kaitannya dengan pendidikan.Selain itu siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Untuk mewujudkan tercapainya proses belajar mengajar sesuai tujuan dari sebuah pendidikan tentunya seorang guru harus dapat mengaplikasikan ilmu pedagogiknya secara seimbang dengan teknologi informasi seperti ITC.Jika kedua hal ini bisa sejalan dilakukan maka akan diperoleh hasil pembelajaran yang berkualitas dan tentunya peserta didik dapat memperoleh kecakapan hidup/life skill.

    Contoh:

    Untuk memudahkan dalam menjelaskan seorang guru dapat menggunakan pembelajaran berbasis ICT seperti membuat power point, memakai LCD atau menggunakan media video.
    Terimakasih dari Margareta Nining Prasasti. Angkatan 18 (niningprasasti@yahoo.com)

    BalasHapus
  10. Selamat malam pak Ronny.
    Sebagai sorang guru, saya melihat keterkaitan antara ITC sebagai ilmu pedagogik dalam PBM sangat erat hubunganya, seperti sebuah hubungan yang saling melengkapi sehingga dapat menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik, menarik dan juga up to date. Dalam PBM, seorang guru harus dapat menyampaikan informasi dengan baik. Bentuk penyampaian informasi itu sendiri yang dapat menjadi tantangan bagi guru. Dimana, dengan semakin berkembangnya teknologi, guru dapat menjadi semakin kreatif, pintar, dan terus mengikuti perkembangan jaman sehingga ke-monotonan dalam metode klasikal PBM seperti ceramah dapat dihindari. Video, internet, DVD, CD, Program bahasa, program komputer seperti games interaktif, merupakan contoh media pembelajaran berbasis teknologi. Anak zaman sekarang yang semakin tanggap teknologi tentu akan merasakan variasi dalam dalam proses pembelajar yang tentunya akan dapat menjadikan motivasi dan penambah semangat dalam menimba ilmu.

    Contoh keuntungan penggunaan ITC dapat dilihat dari penggunaan media chatting via web antara peserta didik (tingkat SMP) di Indonesia dengan peserta didik di India. Melalui web sekolah peserta didik di Indonesia dapat mempraktekkan penggunaan Bahasa Inggris sekaligus membina persahabatan dengan peserta didik di India. Pengalaman dan penggunaan teknologi seperti ini tentu membawa suasana baru dalam PBM.
    Namun masih perlu diingat bahwa pemenuhan kebutuhan peserta didik adalah yang terutama dibanding penggunaan teknologi yang sesuai zaman. Guru juga harus dapat menentukan limit-limit yang harus dipakai agar tidak ada penyalahgunaan teknologi. Jangan sampai anak diperbudak dengan teknologi yang dapat menjadi kecanduan dan ketergantungan bagi anak. Penanaman etika dan moral dalam berteknologi harus ditanamkan di sekolah.

    Saya juga melihat bahwa penerapan teknologi juga dapat menjadi dasar bagi life skill peserta didik dimana di zaman yang terus berjalan, teknologi akan semakin menjadi pengiring pemenuhan kehidupan. Jadi dengan menggunakan ITC, peserta didik sudah dibekali dengan suatu skill tersendiri.


    Stephanie Harsinto Rukmi (Angkatan 18)
    fanie2277@gmail.com
    God Bless.

    BalasHapus
  11. Menurut pandangan saya, ICT dan Ilmu Paedagogik merupakan komponen pendidikan yang tidak dapat terpisahkan karena kedua hal tersebut saling melengkapi satu sama lain. Adanya ICT dapat mengefisiensikan tugas guru dalam mengajar para murid, proses belajar-mengajar pun menjadi interaktif dan menyenangkan. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi agar guru dapat menciptakan teknik-teknik yang menarik dalam mengajarkan peserta didik dan peserta didik pun menjadi semangat dalam mengikuti PBM. Namun, penerapan teknologi tidak bisa disama-ratakan antara sekolah di kota maupun di desa, guru harus mampu melihat kemampuan anak didik dan juga kondisi lingkungan sekolah.

    Selain penguasaan ICT,guru pun harus memahami dan menerapkan ilmu paedagogik. Seorang guru perlu mengetahui bagaimana/cara-cara mendidik anak muridnya. Seorang guru bukan hanya mampu transfer knowledge kepada muridnya melainkan juga seorang guru perlu mengembangkan kepribadian peserta didik di mana ilmu pengetahuan yang diberikan oleh seorang guru dapat diimplementasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya.

    Dengan demikian, ketika guru memiliki kemampuan penguasaan teknologi dan informasi yang baik serta mampu menerapkan ilmu paedagogik maka tujuan dari PBM dapat tercapai secara maksimal.

    Contohnya adalah:
    1.Guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan aplikasi power point+animasi sehingga hal itu lebih efektif dan menarik dibanding mata pelajaran tsb harus ditulis di papan tulis.
    2. Dalam mengajar matpel sejarah, guru dapat menayangkan video contohnya tentang Kemerdekaan Indonesia, hal ini tentu lebih menarik bila dibandingkan sistem belajar yg text book dan hafalan.
    3. Sekarang ini,proses belajar dpt dilakukan secara online di mana tutor dgn murid tidak kenal dan tidak bertemu satu sama lain namun mereka dpt menggunakan aplikasi yahoo massenger untuk saling chat dan webcam satu sama lain sehingga transfer knowledge pun terjadi.

    ANZA CHRISTIANI
    christianianza@yahoo.com
    Akta 4 Angkatan 18

    BalasHapus
  12. Menurut pendapat saya,

    Ditengah perkembangan pesat Ilmu Tekonologi Informasi dan Komunikasi, semua orang bisa mengakses ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan mudah. Bahkan peserta didik pun bisa mengakses pengetahuan dari internet tanpa harus bergantung dari pengetahuan yang bersumber dari buku dan Pengajar.
    Hal ini sangat mempermudah para peserta didik untuk menyerap ilmu, keterampilan dan teknologi. Para peserta didik di era sekarang tidak lagi terbatas hanya dari sumber klasik dalam mendapat ilmu dan pengetahuan. sumber klasik yang saya maksud ialah buku, koran, majalah dan tabloid. Sumber ilmu tidak terbatas lagi kepada bahan cetak, tetapi kepada dunia internet. Bahkan dimasa sekarang dan masa datang, pasti muncul perpustakaan digital.
    Saya pernah mengakses dan mengunduh buku strategi pertahanan nasional dengan tebal lebih 400 hal, dan saya juga pernah mengunduh Buku Putih Pertahanan Nasional RI setebal hampir 200 hal, jadi saya mengatakan hal ini lebih murah ketimbang harus membeli buku di Toko Buku.

    Untuk Para Guru, tidak mesti berkecil hati dengan perkembangan ini. Seorang Guru dizaman IT sekarang, selayaknya mampu menggunakan media ini. Seorang Guru bisa mengajar peserta didik dengan Media IT seperti Laptop dan LCD. Hal ini mempermudah pengajaran sebab Guru tidak hanya mengajar secara lisan tetapi ada media yang mempermudah penyerapan ilmu dan pengetahuan kepada peserta didik.

    Tentu ini akan menjadikan strategi pembelajaran menjadi berorientasi kepada siswa dan materi pembelajaran/Student Center Learning dan Material Center Learning.

    Sangat menyenangkan dengan metode ini, sehingga Peserta didik memiliki kebebasan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, Guru dan Peserta didik sama-sama ikut belajar mengenai materi yang dibahas atau yang akan dibahas. Guru hanya menerapkan standar-standar kurikulum bahan ajar kepada peserta didik. Selebihnya para peserta didik bisa aktif dalam mencari sumber.

    Bagaimana penerapan di Indonesia ? Tidak mudah untuk mendapat kenyataan empiris mengenai penerapan tersebut di Indonesia. Sebab Indonesia heterogen terdiri dari latar belakang budaya yang berbeda, masih ada kesenjangan kota-desa, pusat-daerah, negeri-swasta.
    Yang penting ada kemauan untuk menerapkannnya.

    Ridwan
    ridwan_england@yahoo.com
    Angkatan 18

    BalasHapus
  13. Nama : Martha Risma Duma
    Angkatan : XVIII

    komentar : menurut pendapat saya materi kuliah yang di sampaikan oleh pak Ronny, sangat bermanfaat bagi proses belajar mengajar, karena melalui media pembelajaran ini guru dan siswa dapat berperan aktif dalam belajar dan hasilnya sungguh dapat di rasakan oleh keduanya.
    dan media pembelajaran ini sangat berkembang pesat yang mana dapat di gunakan oleh seluruh proses belajar mengajar.
    dan media pembelajaran ini banyak contohnya seperti :
    1. ICT
    2. SUMBER BELAJAR
    3. OHP & OHT
    4. BAHAN AJAR
    5. VISUALISASI IDE
    6. MODUL
    7. INTERNET

    karena melalui media pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar juga dapat menjadi menarik karena melalui gambar - gambar ilustrasi yang ada..

    demikian akhir pendapat saya..mengenai media pembelajaran ini agar terus menerus di gunakan dan di kembangkan melalui semua metode pengajaran yang ada..

    sekian dan terima kasih....

    BalasHapus
  14. saya sangat setuju dari pandangan ini, karna jaman sekarang ini banyak memakai namanya ICT. Didalam bidang pendidikan seorang guru dapat memberikan atau mengtransfer pendidikan kepada siswanya, baik dalam segi positifnya maupun dalam negatifny. seorang guru merupakan pembawa pesan dalam dunia ini kepada siswanya, karna guru adalah seorang pahlawan nasional dalam pendidikan.ICT merupakan ilmu teknologikomunikasi di mana jaman sekarang ini banyak memakai alat-alat yang cangih seperti komputer,Tv, leptop, dan juga audio posial dengan kata lain, bukan hanya orang mendengar saja, tetapi melihat gambarnya itu. Dan jaman ini guru dapat memberikan nasehat kepada siswanya dalam pendidik yaitu agar siswa dapat ber ilmu tinggi dan menjadi teladan bagi banyak orang. guru adalah guru yang terbesar dalam jaman pendidik kenapa karna tanpa guru dinia tiak akan berkembang sepertinya dalam dunia pendidik. kita tau bahwa di pedalaman-pedalaman atau didaerah-daerah jaman sekarang ini mereka masih membutuhkan namanya itu pengalaman atau pendidikan. tetapi seorang guru itu dia benar-benar membawa namanya perubahan kepada siswanya agar siswany dapat mengerti dengan baik.
    nama: IMANUEL BU'ULOLO
    Jurusan : TEOLOGI
    Angkatan (18)
    Imel : Imanuel_buulolo@yahoo. com.

    "TUHAN MEMBERKATI"

    BalasHapus
  15. Menurut pandangan saya,

    saya sangat setuju dengan adanya Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi & komunikasi (ICT).
    Seperti yang kita ketahui bahwa pekerjaan seorang guru sangatla berat namun mulia. Selain harus mampu menguasai semua mata pelajaran atau setiap materi yang akan disampaikan, harus juga memiliki ilmu pedagogik (ilmu mendidik atau seni). harus bisa mengikuti perkembangan zaman, mampu mengoperasikan komputer, internet, LCD. Apalagi saat ini dengan adanya Kurikulum Berbasis Komppetensi. selain harus mengerti dan memahami ilmu yang telah dipelajari tetapi juga dapat merealisasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari yg mengarah kepada kecakapan hidup (LIFE SKILL).
    Dengan adanya ICT ini maka dapat memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa, dapat menghasilkan karya-karya baru yang memiliki nilai tinggi dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yg lebih bermakna, dapat memperoleh informasi dari berbagai ruang lingkup yg dapat meningkatkan wawasannya. hal ini merupakan rangsangan yg kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri dan komitmennya terhadap diri sendiri maupun orang lain.

    Contoh :
    Guru dapat menyampaikan materi pelajarannya misalnya denagn power point, menggunakan vidio, LCD dan juga labtop. misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia bisa mmemutar vidio atau film sehingga dengan melihat vidio atau menonton film tersebut maka peserta didik akan banyak muncul ide-ide atau pendapat. misalnya apa judulnya, jalan ceritanya, apa themanya, gaya bahasa yang dipergunakan, bagaimana alurnya apakah menggunakan alur mundur atau alur maju, dll.

    Semoga bermanfaat. Tuhan Memberkati.

    Rolina Samosir
    Angkatan 18
    (chamocir@yahoo.com; rolina33@gmail.com)

    BalasHapus
  16. Richart Iriando Simanjuntak15 September 2011 pukul 09.37

    Menurut pandngan saya,
    Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terintegrasi meliputi manusia, alat, dan sistem termasuk di antaranya gagasan, prosedur, dan organisasi.
    Ada empat komponen Teknologi Pendidikan:
    1. Teori dan praktik
    2. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilain, dan penelitian
    3. Proses, sumber, dan sistem
    4. Belajar

    Dalam satu dekade ini sistem pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Berbagai metode baru telah diperkenalkan dan diterapkan agar pelajaran yang disampaikan oleh guru menjadi lebih berkesan dam bermakna bagi siswanya. Terlebih lagi akhir akhir ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangatlah pesat. Sebenarnya Indonesia masih berada pada level ”applying” atau dengan kata lain masih dalam tahap “Learning to UseICT”. Tapi kita tidak perlu berkecil hati, karena setiap bangsa pasti melwati tahap “learning” sebelum menjadi sebuah bangsa yang mahir dalam ICT
    Dalam sebuah sistem pengajaran tradisional (baca: Jadul) pengajaran adalah sebuah kegiatan “transfer” ilmu dari guru ke siswa. Dalam pengajaran tradisional (baca: Jadul) ini, guru hanya berperan sebagai penyalur ilmu sementara murid hanya perlu duduk, mendengarkan (jika mau), dan mencatat (jika mau) hal hal yang diperlukan (jika perlu). Pengajaran semacam ini akan mengakibatkan kebosanan yang bagi para murid dan akan berlanjut pada menurunnya minat siswa pada pelajaran tersebut yang akan berujung kepada anggapan siswa bahwa pelajaran itu sulit dipelajari.
    Hal lain yang muncul pada sistem pengajaran tradisional (baca: jadul) adalah pada sistem ini media yang digunakan adalah buku teks yang mahal harganya, agak kurang interaktif, berat membawanya, dan mempercepat global warming (buku dari kertas, kertas dari pohon).
    Karena kita berada dan hidup di jaman yang serba moderen ini kita patut bersyukur bahwa sistem pengajaran yang tradisional itu sudah mulai di tinggalkan dan digantikan dengan pembelajaran yang berbasis ICT.
    Adapun peranan peranan ICT di bidang pendidikan adalah:
    1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan
    2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran
    3. ICT sebagai fasilitas pembelajaran
    4. ICT sebagai fasilitas pembelajaran
    dari peranan peranan yang telah saya sebutkan di atas, maka bisa kita terapkan sebagai sebuah contoh konkret dalam dunia pendidikan. Berikut ini adalah penerapan ICT di bidang pendidikan.:
    Proses Penerimaan
    • penerapanICT untuk pendaftaran siswa
    • penerapan ICT dalam proses seleksi siswa
    • penerapan ICT untuk pengumuman siswa yang diterima
    • penerapan ICT untuk proses pendaftaran
    Proses Belajar Mengajar
    • e-Learning
    • Multimedia
    • e-Library, e-Books, e-Journal, etc.
    • Virtual Laboratory
    Proses Penelitian
    • penerapan ICT untuk pencarian data dan informasi penelitian
    • penerapan ICT untuk pengolahan data dan informasi penelitian
    • penerapan ICT unutk penyebarluasan hasil penelitian
    Proses Berorganisasi dan Beraktifitas
    • Intitution Messaging System
    • On line Scheduling
    • Internet Radio
    • Internet TV
    Proses Administrasi
    • Office Automation System
    • TPS, DSS, ESS, etc.
    • Enterprise Resources Planning System
    • Business Intelligence System
    Dan pada akhirnya tidak dapat dipungkiri bahwa kehariran ICT dalam dunia pendidikan membawa angin segar kepada pendidik dan siswa. Dan pada saat ini peranan ICT bagi dunia pendidikan menurut saya sangat vital. Saya berharap peranan ICT di dunia pendidikan bisa di tingkatkan lagi, sehingga ICT dapat dijadikan pilar utama dalam dunia pendidikan dan dapat dirasakan manfaatnya bagi orang banyak.

    Demikian pandngan saya ini.
    Terima Kasih dan Tuhan Memberkati
    Richart Iriando Simanjuntak
    Angkatan 18
    Email : iriandosiman@yahoo.com

    BalasHapus
  17. Menurut pendapat saya

    ICT dalam dunia pendidikan sekarang merupakan hal yang mutlak perlu, mengingat anak-anak masa kini telah begitu akrab dengan dunia maya, baik hanya sekedar bermain game, jejaring sosial maupun untuk mencari informasi-informasi. Bila tidak diimbangi dengan pendidikan yang sesuai maka bisa membawa akibat yang tidak baik. Karena itulah saya sangat setuju dengan pengunaan ICT dalam proses belajar mengajar.
    Sudah merupakan tugas guru untuk membimbing, mengembangkan potensi, kecerdasan, kreatifitas maupun psikologi murid-muridnya, dan dengan kemajuan teknologi informasi ini seorang guru dapat mengajar, membimbing dan mengawasi anak dengan lebih efektif dan efisien baik di sekolah maupun di luar jam sekolah. Namun hal ini tentunya menuntut kemampuan dan kebijaksanaan seorang guru dalam mempergunakan teknologi ini, sasaran apa yang ingin dicapai, materi apa yang sesuai, teknologi mana yang tepat digunakan, bagaimana mengemas supaya materi yang diberikan menarik minat, dll. Karena bila tidak bijak atau kurang kreatif maka selain tidak mendapat antusiasme anak, kitapun turut bertanggung jawab terhadap ketertinggalan anak-anak ini terhadap pelajaran yang mestinya sudah mereka kuasai dengan kata lain bisa jadi bukannya muridnya yang bodoh tapi hanya gurunya yang tidak tahu bagaimana cara mengembangkan potensi yang dimiliki murid.
    Contoh : Selain penggunaan laptop, proyektor, mailing list kita dapat memanfaatkan media ajar online yang dikombinasikan dengan game online. Dengan Media ajar online anak-anak akan diberikan pelajaran, diarahkan dan didampingi proses belajar mengajarnya tahap demi tahap dan untuk membangkitkan antusiasme mereka kita bisa kemas dengan game education seperti model “who wants to be millionare / ranking 1”, puzzle, game petualangan maupun game logic. Bila kita ambil game rangking 1.. Kita berikan pertanyaan pertanyaan kepada mereka (bisa lebih dari 1 player) seperti yang sudah kita ajarkan di sekolah, dengan demikian kita dapat tahu seberapa pemahaman mereka, dan murid tentunya secara otomatis mengulang apa yang telah dipelajarinya.
    Demikianlah pandangan saya
    Nama : Malvina Triana
    Angkatan : 18
    Email : malvinatriana@yahoo.com

    BalasHapus
  18. Pada dasarnya ilmu pedagogik dan ICT merupakan sarana pembelajaran yang sangat membantu dalam proses pengembangan potensi anak didik. Ilmu pedagogik dan ICT tersebut saling melengkapi dan apabila dijalankan secara berdampingan akan menghasilkan dampak yang positif. Ilmu pedagogik wajib dimiliki seorang guru karena merupakan dasar dan fondasi dalam mengajar disamping pentingnya ilmu teori. Sedangkan ICT juga harus dikuasai oleh seorang guru karena sangat membantu dalam proses pengajaran dan dapat meningkatkan kualitas pengajaran seorang guru. Melalui ITC guru dan murid sama-sama dapat merasakan fungsi positif dalam pembelajaran. Guru dapat mendapat bahan ajar tambahan dan referensi dengan mudah dan cepat dengan menerapkan system ICT. Murid juga dapat lebih cepat dan terbantu dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru. Proses pembelajaran menjadi lebih efektif, bervariasi dan menyenangkan. Selain itu ilmu yang disampaikan lebih gampang atau cepat diterima dan melekat lebih lama di benak peserta didik. Seorang guru dituntut agar memiliki pengetahuan yang luas, baik dalam ilmu pedagogik ataupun dalam ilmu yang lebih modern seperti penerapan ICT. Guru yang baik senantiasa tetap terus belajar agar tidak ketinggalan pengetahuan sehingga guru tersebut dapat up to date dan dapat memberikan wacana yang luas pada murid-muridnya serta tidak ketinggalan teknologi dari murid-muridnya.

    Contoh:
    Dalam pengajaran musik, guru tidak perlu repot-repot lagi mencatat ulang syair dan notasi lagu dari buku ke papan tulis. Selain cukup merepotkan, hal ini memakan banyak waktu. Melalui internet, guru bisa langsung men-download dan menampilkannya lewat OHP atau semacamnya. Demikian juga saat murid diberi tugas mencari dan mempelajari sebuah lagu ataupun menulis syair dan notasi lagu, murid tersebut tinggal mencari di internet dan langsung dapat mempelajarinya sehingga tidak membuang-buang waktu untuk menulis ulang dari kaset ataupun cd.

    Sekian dan terimakasih.
    Dewi Julindra Simbolon
    Angkatan 18
    Email: dolce_wie@yahoo.com

    BalasHapus
  19. Pendapat saya :
    Saya setuju ICT bukan hanya merupakan proses pembelajaran kepada peserta didik melalui media elektronik, tetapi pengajar harus dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya mengenai mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik agar dapat diterapkan atau diaplikasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
    Sistem ICT memang penting sebagai perantara pendidik dengan peserta didik agar penyampaian ilmu dapat dengan mudah disampaikan kepada peserta didik. Akan tetapi, ICT mempunyai kelemahan yang ditakutkan akan mengakibatkan peserta didik males, maksudnya peserta didik lebih tertarik untuk bermain games dan berfokus dengan jaringan sosial yang sedang berkembang sekarang, seperti facebook, twiter, may space dan lain-lain. Selain itu, ICT mempunyai kelebihan dalam penyampaian proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik. Namun, guru tetap mengedepankan sistem pembelajaran yang sudah ada, seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Selain itu, seorang pengajar harus dapat mengaplikasikan ilmu dalam proses pembelajaran, meskipun dalam system ICT seorang pengajar dapat memberikan kesesluruhan ilmunya melalui aplikasi tersebut dan ICT tidak mutlak menjadi perantara untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan pengajar mengenai mata pelajarannya dalam proses pembelajaran sehari-hari.
    Dengan demikian, ilmu dan pengetahuan mengenai mata pelajaran yang diajarkan oleh pengajar kepada peserta didik tetap berasal dari seorang pengajar dan ICT hanya alat sebagai penyampai ilmu dari pengajar ke peserta didik melalui sistem teknologi.
    Contoh : Seorang pengajar memberikan tugas disitus bloknya, dimana hal tersebut dapat memudahkan peserta didik untuk mengakses tersebut bagi peserta didik yang sangat menguasai dunia teknologi, tetapi bagi peserta yang kurang menguasai teknologi kemungkinan ada yang tidak mengerjakan atau meminta tolong ke temannya untuk mengerjakannya.
    Sekian komentar saya pak, semoga dapat berkenan. Terima kasih pak, God Bless.
    Kristin Anggraeni
    email : anggraenikristin@ yahoo.co.id
    Angkatan 18 – Akta IV UKI

    BalasHapus
  20. Syalom., selamat malam pak.
    Menurut pendapat saya....,
    Berdasarkan perkembangan zaman sekarang yang telah maju dan hampir semua orang di berbagai kalangan menguasai ilmu teknologi serta dapat menggunakannya dengan baik, baik kalangan orangtua, remaja dan anak-anak. Dalam hal ini, guru hendaknya jangan sampai ketinggalan dalam menguasai dan menggunakan ilmu teknologi melainkan harus dapat menggunakannya dengan baik. Menurut saya, penggunaan ilmu teknologi Pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT) kedalam pedagogi, sangatlah baik untuk digunakan karena sangat mendukung proses belajar mengajar dan dapat memicu motivasi siswa untuk lebih giat belajar.
    Dahulu guru mengajar dengan teks book saja dan dengan metode ceramah tanpa di sertai dengan media pembelajaran dan hal ini dapat membuat siswa bosen dan tidak efektif dalam belajar dan tidak memiliki suatu keahlian tertentu. Untuk itu, oleh karena sekarang ilmu teknologi sedang berkembang dan semua orang menggunakannya, maka guru sebagai fasilitator dan juga komunikator harus dapat menggunakan ilmu teknologi ini didalam proses belajar mengajar.
    Dalam mengalikasikan penggunaan ICT ini kedalam pedagogi, guru harus memiliki kemampuan khusus dalam menguasai ilmu teknologi dengan sebaik-baiknya dan mampu menggunakannya didalam proses belajar mengajar. Dalam menggunakan ICT di dalam PBM, guru harus mempersiapkan dan menguasai meteri yang akan diajarkan dengan baik dan dapat menghubungkannya di dalam ilmu teknologi untuk dipakai di dalam PBM sebagai media pembelajaran. Penggunaan ICT ini didalam PBM, sangat besar pengaruhnya yaitu dapat memicu semangat siswa dalam belajar, Siswa lebih kreaktif dan juga menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka tentang ilmu teknologi yang sekarang sedang berekembang.
    Dalam menggunakan ICT ini di dalam PBM, guru harus memperkenalkannya dengan baik kepada siswa dan terus mengawasinya dan memberi batas-batas tertentu tentang baik buruknya pengunaan ICT ini.
    Contohnya: guru pada saat mengajar menggunakan leptop, internet, LCD dan juga OHP. Sebagai cintoh lain, guru mengajar di dalam kelas dan setelah itu ia memberikan tugas dan tugas ini siswa dapat mencarinya sendiri di dalam inernet dan mempelajarinya sendiri dansetelah itu pada pertemuan berikutnya guru menjelaskannya secara mendetail dengan menggunakan internet dan LCD. Jadi, menurut saya pak, saya sangat setuju bila ICT ini dipakai di dalam PBM.
    Dari: Agusmawarni Harefa
    Angkatan 18
    agusmawarniharefa@ymail.com

    BalasHapus